Pembalut berbahaya mengandung klorin yang sangat merugikan kesehatan wanita. |
Klorin (Cl) ditemukan pada tahun 1774 oleh Carl Milhelm Scheele kemudian diberi nama klorin oleh Humphry Davi pada 1810. Wujud klorin murni berupa gas diatomik berwana hijau. Nama klorin diambil dari kata latin chloros yang berarti hijau. Gas klorin memiliki berat 2,5 kali udara, baunya menyesakkan serta sangat beracun.
Klorin dalam konsentrasi rendah adalah 0,2 bagian per juta (ppm), dan dengan bau di 3 ppm. Batuk dan muntah dapat terjadi bila klorin diatas 30 ppm dan kerusakan paru-paru pada 60 ppm. Sekitar 1000 ppm dapat berakibat fatal.
Klorin (Cl) |
Pengguanaan paling luas pada produksi kertas untuk memutihkan kertas, antiseptik, zat warna, makanan, pembunuh serangga, cat, produk minyak bumi, plasktik, pelarut dll.
Setelah kita sedikit mengenal sifat dan kegunaan klorin, muncul pertanyaan untuk setipa wanita. Apa yang terjadi jika pembalut yang kita pakai tiap bulannya ternyata mengandung zat yang sangat berbahaya?
Menurut ahli, klorin sangat berbahaya untuk kesehatan reproduksi, klorin memiliki dampak berbahaya karena proses pemutihan bahan baku pembalut dengan klorin bisa menghasilkan zat dioksin sebagai produk sampingannya . Selain keputihan, gatal-gatal, dan iritasi, zat ini juga dapat memicu kanker.
Centre of Research in Environmental Epidemiology and reseach Institute Hospital Del Mar Spanyol pernah melakukan penelitian efek klorin yang digunakan untuk membunuh kuman kolam renang. Hasil penelitian mereka mengungkap, kolam renang yang diberi klorin dapat menyebabkan mutasi DNA secara permanen
Disebutkan bahwa dari 49 orang yang berenang bersamaan selama 40 menit di dalam kolam renang indoor yang mengandung klorin memiliki resiko kanker pada sistem pernafasannya. Resiko pada anak-anak yang sering tidak disadari orang tua adalah asma, dan iritasi pada kulit.
Penelitian menemukan klorin dapat memicu kanker serviks. |
Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa ketika orang terpapar klorin secara terus menerus dan dalam jangka waktu lama, hal itu sedikit banyak meningkatkan risiko kanker kandung kemih. Beberapa studi juga menemukan hubungan pada kanker kolorektal dan kemungkinan besar juga kanker serviks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar